Membuat Keputusan Karier tanpa kesulitan

Artikel ini ditulis oleh Junita Tenggana - Digital Learning Content Writer Intern di PartnerInc.

Dalam kehidupan ini kita mungkin akan dihadapkan dengan berbagai situasi yang mengharuskan kita untuk mengambil suatu keputusan. Salah satunya adalah keputusan terkait karier pada situasi pergantian tahap kehidupan dari pelajar ke jenjang berikutnya. Bagi Partners yang akan melangkah ke tahap selanjutnya dalam hidup, baik itu melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi atau memutuskan untuk bekerja, membuat keputusan terkait karier mungkin menjadi salah satu kesulitan. 

Kesulitan dalam mengambil keputusan karier atau yang disebut dengan career decision-making difficulties secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 tipe, yaitu career indecision dan career indecisiveness. Menurut Gati dan rekan-rekannya (2011), career indecision merupakan keadaan yang bisa muncul ketika kita menghadapi berbagai macam kesulitan sebelum atau selama proses pengambilan keputusan karir. Sedangkan career indecisiveness berbentuk seperti sifat keragu-raguan yang terus bertahan seiring waktu dan situasi (Gati, 2013; Osipow, 1999, dalam Udayar dkk., 2020). Kemudian, career indecision adalah keadaan yang mungkin dialami oleh mayoritas orang pada momen-momen tertentu dalam kehidupan, khususnya ketika dihadapkan dengan keadaan yang mengharuskan mereka untuk mengambil keputusan karier dalam masyarakat modern ini. Career indecision yang dialami oleh mayoritas dari orang cenderung akan terselesaikan seiring waktu berjalan, baik diselesaikan langsung oleh pribadi yang mengalami atau dibantu dengan konselor karier (Gati dkk., 2011). Sedangkan, career indecisiveness merupakan jenis kesulitan pengambilan keputusan karier yang lebih kronis dan disebabkan masalah emosional atau faktor terkait kepribadian (Gati dkk., 2011).

Penelitian Arjanggi (2017) menunjukkan bahwa dari total 566 responden dengan karakteristik kelas X SMA, hanya 5,12% di antaranya yang tidak mengalami kesulitan sama sekali dalam mengambil keputusan karier, sedangkan sisanya mengalami sedikit hingga banyak kesulitan. Dapat kita lihat dari data di atas bahwa ada proporsi individu yang merasa kesulitan dan ada yang tidak. Ada orang yang mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan dan menganggap pengambilan keputusan karier ini sebagai situasi yang stressful. Hal tersebut dikarenakan faktor penentu internal dan eksternal dari keputusan seseorang sering menimbulkan dilema dan konflik pada dirinya (Argyropoulou, Sidiropoulou-Dimakakou & Besevegis, 2007). 

Lalu, bagaimana kita dapat membuat keputusan karier? Menurut tim editorial Indeed.com, ada 7 langkah yang dapat membantu kita untuk mengambil keputusan karier, yaitu:

  1. Melakukan asesmen diri (self-assessment)

    Lakukan refleksi diri dengan menanyakan beberapa pertanyaan terkait diri sendiri. Pertanyaannya dapat berupa, key value kita; soft skill dan hard skill yang kita miliki; minat dan bakat dari diri kita; dan kita memiliki kepribadian yang seperti apa. Jika mengalami kebingungan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, kita bisa bertanya kepada orang-orang terdekat. Jawaban dari refleksi diri ini dapat membantu kita dalam membuat keputusan karier. 

  2. Cari tahu hal yang harus dimiliki oleh pekerjaan/karier yang dipilih

    Dalam mencari tahu hal yang tidak bisa fleksibel atau yang wajib ada dalam karier, kita dapat melakukan tanya-jawab kepada diri sendiri. Misalnya, berapa gaji yang diinginkan; benefit dari pekerjaannya; lokasi pekerjaan; dan lainnya.

  3. Buat daftar pekerjaan yang akan dieksplorasi 

    Berdasarkan hal yang telah kita cari tahu di dua tahap sebelumnya, kita dapat membuat daftar pekerjaan yang menarik dan diinginkan bagi diri kita sendiri. Dalam membuat daftar pekerjaan, perlu diperhatikan bahwa job title yang kita temukan mungkin saja tidak sesuai dengan job description dari pekerjaan. Misalnya job title dari pekerjaan yang kita temukan kurang menarik tetapi job description dari pekerjaan tersebut cocok dan menarik untuk kita. Sehingga, silakan catat pekerjaan apa saja yang telah kita temukan sebelum melakukan eksplorasi lebih lanjut di langkah berikutnya.

  4. Telusuri dan persempit daftar pekerjaan 

    Pada langkah ini, kita melakukan eksplorasi lebih lanjut dan menentukan satu atau dua jalur karier yang kita sukai. Dalam menentukan satu atau dua pilihan karier tersebut, kita dapat mencari tahu keseharian dalam pekerjaan; gaji; job requirement; kesempatan berkembang; serta prospek dari daftar pekerjaan yang telah ditentukan sebelumnya.

  5. Ikuti pelatihan dan perbarui resume

    Langkah ini dimulai dengan menilai apakah kita membutuhkan pelatihan lebih untuk pilihan pekerjaan yang telah ditentukan sebelumnya. Hal tersebut dapat diketahui dari persyaratan pekerjaan yang kita tentukan tersebut. Setelah yakin bahwa kita sudah memenuhi syarat dari pilihan karier kita, lakukanlah pembaruan resume kita agar memperlihatkan bahwa keterampilan yang kita miliki relevan dengan posisi pekerjaan yang akan dilamar kemudian. 

  6. Mencari dan melamar pekerjaan

    Carilah lowongan pekerjaan dan lamar pekerjaan berdasarkan pilihan karier yang telah kita tentukan melalui berbagai platform lowongan kerja atau melalui platform lainnya. 

  7. Terus berkembang dan belajar

    Setelah lolos dari lamaran pekerjaan, tentu kita perlu untuk menyesuaikan diri dengan pekerjaan baru kita. Setelah adaptasi, jangan lupa untuk terus tumbuh, belajar, dan berkembang sembari memperdalam pemahaman tentang diri sendiri, industri di mana kita berada, dan apa yang terbaik untuk diri kita sendiri. 

Bagaimana menurut Partners tentang tips-tipsnya? Semoga tulisan ini bermanfaat untuk membantu Partners! Jika Partners masih merasa kesulitan, Partners dapat mengikuti program PartnerInc dengan judul ‘Maturing Your Career Plan’ yang berfokus membahas bagaimana membuat perencanaan karier di:

https://www.karier.mu/program/maturing-your-career-plan 

With PartnerInc, Keep Learning.


Referensi:

Argyropoulou, E. P., Sidiropoulou-Dimakakou, D., & Besevegis, E. G. (2007). Generalized self-efficacy, coping, career indecision, and vocational choices of senior high school students in Greece: Implications for career guidance practitioners. Journal of Career Development, 33(4), 316-337.

Arjanggi, R. (2017). Identifikasi permasalahan pengambilan keputusan karir remaja. Psikologika: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi, 22(2), 28-35.

Gati, I. (2013). Advances in career decision making. In W. B. Walsh, M. L. Savickas, & P. J. Hartung (Eds.), Handbook of vocational psychology: Theory, research, and practice (pp. 183–215). Routledge/Taylor & Francis Group.

Gati, I., Gadassi, R., Saka, N., Hadadi, Y., Ansenberg, N., Friedmann, R., & Asulin-Peretz, L. (2011). Emotional and personality-related aspects of career decision-making difficulties: Facets of career indecisiveness. Journal of Career Assessment, 19(1), 3-20.

Indeed Editorial Team. (2021, June 10). Guide: How To Choose a Career. Indeed.Com. https://www.indeed.com/career-advice/finding-a-job/how-to-choose-a-career

Osipow, S. H. (1999). Assessing career indecision. Journal of Vocational behavior, 55(1), 147-154.

Udayar, S., Levin, N., Lipshits-Braziler, Y., Rochat, S., di Fabio, A., Gati, I., Sovet, L., & Rossier, J. (2020). Difficulties in Career Decision Making and Self-Evaluations: A Meta-Analysis. Journal of Career Assessment, 28(4), 608–635. https://doi.org/10.1177/1069072720910089

Previous
Previous

The Misunderstandings of 'Passion' Terminology in Career

Next
Next

Apa Pentingnya Konsumsi Vitamin D di Masa Pandemi?