LEGO SERIOUS PLAY Untuk Meningkatkan Kinerja Organisasi

Artikel ini ditulis oleh Adya Dyanti Kusumastuti, Content Writer Intern di PartnerInc


Siapa yang tidak kenal dengan Lego? Mainan kecil yang biasa dimainkan oleh anak-anak maupun remaja ini ternyata berguna untuk orang dewasa dalam tim lho!. Asal mula mainan Lego ini diciptakan oleh seorang tukang Kayu asal Denmark, Ole Kirk Christiansen pada tahun 1932 sebelum akhirnya pada tahun 1934 merintis perusahaan berkelas dunia yang saat ini dipegang oleh sang cucu Kjeld Kirk Kristiansen.

Tidak hanya menginspirasi anak-anak untuk berimajinasi, Lego juga digunakan oleh orang dewasa sebagai sarana bermain dan juga hobi. Konsep bermain saat ini juga diimplementasikan pada kegiatan bisnis dan belajar orang dewasa, mengingat pada saat bermain imajinasi dan ide sangat terbuka luas dan dalam kondisi yang aman.  Lego Serious Play merupakan salah satu metoda bermain yang dapat diaplikasikan dalam konteks bisnis bagi seluruh level di organisasi, mulai dari staf sampai dengan ke level Executive.

Lego Serious Play atau LSP adalah metode fasilitasi dalam suatu proses workshop yang terstruktur untuk pengambilan keputusan dan pemecahan masalah dalam konteks bisnis/organisasi. LSP dapat memunculkan pemikiran kreatif dan ide - ide spontan melalui menggunakan konsep think with your hand. Menarik sekali bukan?

LSP menciptakan identitas pribadi secara abstrak, menciptakan identitas perusahaan secara simbolis, dan membuat koneksi pribadi pada perusahaan menjadi nyata. Sehingga setiap partisipan akan mampu melihat pendapat dan ide pribadi dalam bentuk 3 Dimensi yang kemudian menjadi bagian dari ide bersama. Salah satu hal yang menarik dari LSP ini adalah semua berpartisipasi memberikan ide dan semua ide akan didengarkan dan dikolaborasikan untuk mencapai tujuan bersama.

Metode LSP disusun berdasarkan prinsip :

  1. Pemimpin tidak memiliki seluruh jawaban atas pertanyaan yang terjadi di organisasi. Kesuksesan pemimpin berasal dari mendengarkan suara-suara dalam tim.

  2. Kontribusi seluruh tim yang membuat tim ikut terlibat dan bertanggung jawab atas kegiatan yang dilaksanakan.

  3. Dengan memberi kesempatan kepada anggota tim untuk berkontribusi, maka hasil yang diperoleh akan lebih sustainable.

  4. Seringkali tim bekerja kurang optimal dan pengetahuan dari anggotanya kurang dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan organisasi.

Metoda LSP  bisa digunakan untuk memfasilitasi beberapa kegiatan di organisasi sebagai berikut:

  1. Visi, misi, dan nilai-nilai milik organisasi

  2. Manajemen bisnis

  3. Team building

  4. Leadership

  5. Sharing inovasi atau ide-ide

  6. Identifikasi masalah

  7. Budgeting

  8. Brainstorming

Metoda LSP membuat pengambilan keputusan lebih efektif, karena dalam jangka waktu yang pendek tim dapat memperoleh keputusan yang jelas, disepakati dan dijalankan oleh semua pihak. Last but not least, The power of hand knowledge dimana tangan kita berhubungan dengan 70-80% sel dalam otak kita. Otak mempunyai keterbatasan dalam mengolah informasi dalam satu waktu tertentu, dengan bantuan saraf-saraf yang ada di tangan dapat menghasilkan lebih dari yang dipikirkan.

PartnerInc memiliki layanan fasilitasi menggunakan metode LSP yang dilaksanakan oleh LSP Certified Facilitator. Jika Perusahaan/Organisasi Anda memerlukan fasilitasi kegiatan dengan pendekatan baru, silahkan menghubungi kami. Kapan lagi dapat membuat karyawan perusahaan atau anggota organisasi dapat melakukan problem solving yang baik dengan proses yang menyenangkan?

Previous
Previous

Become a Learning Designer, Why Not?

Next
Next

Great Cooperate, Great Team Building!