Leadership Training Bersama OSIS SMA Santo Aloysius
Artikel ini ditulis oleh Adya Dyanti Kusumastuti, Content Writer Intern di PartnerInc
Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar dapat mencapai tujuan sebuah kelompok, organisasi, maupun perusahaan. Untuk bisa memiliki kemampuan kepemimpinan atau leadership, biasanya diadakan program Leadership Training.
Kepemimpinan tentunya membutuhkan pemimpin atau leader. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memiliki kemampuan membangun iklim kerja yang mendukung tujuan berorganisasi, mampu berkomunikasi secara efektif dengan internal maupun eksternal tim, serta mengenali kemampuan kerja sama tim. Dalam mencapai tujuan organisasi pula, diperlukan kerjasama tim yang kuat dengan menumbuhkan kepercayaan antar individu di dalam tim.
Mengingat pentingnya Leadership Training, PartnerInc bekerja sama dengan SMA Santo Aloysius dalam mengadakan program Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) saat kepengurusan OSIS telah memasuki periode baru.
Pengurus OSIS SMA Santo Aloysius Tahun 2021/2022 dilaksanakan pada tanggal 4-5 September 2021 secara daring melalui aplikasi Zoom. Program ini bertujuan untuk membantu kepengurusan OSIS dalam menjalankan perannya dengan memahami terlebih dahulu peran dan tanggung jawab yang dimiliki, mengenali sumber daya yang dimiliki oleh dirinya sendiri, hingga mengenali sumber daya serta kemampuan yang dimiliki oleh anggota tim yang menunjang pencapaian tujuan organisasi.
Program LDK ini dilaksanakan dengan menggunakan teori “Five Practices of Exemplary Leadership” yang dikembangkan oleh Kouzes & Posner sejak tahun 2001. Berikut adalah penjelasan teori tersebut dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan:
Model The Way
Pemimpin perlu memahami terlebih dahulu value atau nilai-nilai yang akan diterapkan dalam lingkungan tersebut. Peserta LDK mendapatkan penjelasan bagaimana cara untuk mendapatkan value-value yang dapat diterapkan, yaitu melalui pengalaman pribadi peserta saat terlibat dalam acara kepanitiaan atau organisasi sebelumnya dan melalui pengalaman stakeholder OSIS di kepengurusan sebelumnya. Kegiatan ini dilaksanakan dengan sesi sharing, menuliskan value yang didapat di Google Jamboard kemudian menentukan analoginya.
Inspired a Shared Vision
Anggota OSIS pun perlu memahami betul tujuan yang akan dicapai dan mengarahkan segala usahanya untuk mencapai tujuan bersama tersebut. Pada sesi ini, peserta diajak untuk memahami terlebih dahulu mengapa memiliki tujuan bersama di dalam sebuah organisasi dengan menggunakan SMART Goals. Peserta juga diajak untuk mempraktekan SMART Goals setelah sebelumnya diberikan penjelasan dan diberikan contoh. Hal ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi peserta mengenai implementasi visi yang SMART.
Challenge The Process
Dalam menjalankan perannya, seorang pemimpin diharuskan mampu membuat inovasi, berani mengambil resiko, dan belajar dari setiap prosesnya untuk mengembangkan inovasi yang lebih baik lagi. Peserta diajak untuk memahami proses pembuatan inovasi yang diawali dengan mencari ide-ide baru serta kreatif, dari ide tersebut diwujudkan dalam bentuk inovasi pada program kerja, dan kemudian dari realisasinya tersebut dievaluasi untuk pengembangan selanjutnya.
Enable Others to Act
Salah satu kemampuan yang perlu dimiliki oleh pemimpin adalah mendukung orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Sebagai satu organisasi, pengurus OSIS perlu untuk dapat mendorong satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama. Yang harus dikembangkan dalam berorganisasi yaitu mutual trust dan mutual understanding antara pengurus OSIS. Mutual trust dan mutual understanding dipelajari melalui sesi permainan “Find The Culprit”, dimana pengurus OSIS dibagi menjadi enam kelompok detektif yang harus bekerja sama memecahkan kasus dengan mendiskusikan petunjuk yang diberikan.
Encourage The Heart
Selain memiliki kemampuan untuk mendorong satu sama lain, pemimpin juga perlu untuk menghargai rekan kerjanya. Pada sesi ini, pengurus OSIS akan belajar mengenai satu komponen essential elements of teamwork yang ketiga, yaitu mutual support dimana pengurus OSIS akan belajar untuk saling membantu satu sama lain. Sesi ini termasuk pada permainan “Find The Culprit” yang di dalamnya juga peserta bisa merefleksikan penemuan menarik mereka selama mendiskusikan petunjuk dari kasus yang diberikan, dan ketika peserta melihat contoh-contoh bantuan yang mereka lakukan satu sama lain, fasilitator pun menjelaskan lebih dalam mengenai teori mutual support.
Setelah mendapatkan bekal dari program LDK, peserta diajak untuk menuliskan langkah-langkah yang diterapkan sebagai seorang OSIS. Peserta secara aktif menuliskan pendapatnya melalui fitur sticky notes pada Google Jamboard.