Asesmen Rekrutmen Karyawan Baru

Artikel ini ditulis oleh Adya Dyanti Kusumastuti, Content Writer Intern di PartnerInc

Menurut kutipan filsafat terkenal, Aristotle, “Knowing Yourself Is the Beginning of All Wisdom” dengan maksud adalah mengetahui tentang persepsi diri yang secara sadar atau tidak sadar melekat dan menjadi citra diri. Dari citra diri tersebut, berguna untuk mengetahui apa yang ada dalam diri kita, dan apa yang menjadi identitas diri kita sendiri.

Untuk mengetahui identitas diri yang sesuai untuk bekerja sama, organisasi maupun perusahaan memiliki serangkaian aktivitas untuk kegiatan proses rekrutmen karyawan baru yang diantaranya adalah asesmen. Menurut Talent Board di tahun 2018, asesmen adalah elemen yang sangat penting dalam rekrutmen, sehingga 82% perusahaan menggunakan pre-employment test dalam proses rekrutmen. Ini tidak hanya berguna untuk menilai keterampilan kerja, namun juga untuk mengukur kesesuaian pekerjaan dan budaya kerja yang sama pentingnya sebagai faktor yang menentukan kualitas kandidat. Bagi perusahaan, hasil asesmen akan berguna untuk mengevaluasi kecocokan kandidat dengan posisi yang dilamar.

Asesmen dalam rekrutmen umumnya berguna sebagai pertimbangan untuk menentukan apakah seseorang cocok untuk bekerja sebagai karyawan di suatu perusahaan atau tidak, dan berguna sebagai cara bagi perusahaan untuk mengukur jika kandidat akan mampu melakukan pekerjaan mereka dengan baik. Dengan asesmen, perusahaan dapat memberikan tes yang standar pada kandidat dan menerima hasil yang objektif.  Ketidakcocokan kandidat di satu bidang tidak berarti kandidat tersebut mutlak tidak memiliki kemampuan bekerja. Fungsi asesmen perlu dipahami dengan baik agar bisa menghasilkan informasi yang berguna bagi keputusan merekrut karyawan baru.

Melalui asesmen, individu akan memperoleh gambaran tingkat kompetensi yang dimiliki karyawan serta potensi yang ada pada diri karyawan secara komprehensif. Mengacu pada American Psychological Association (2015), Potensi merupakan kapasitas untuk berkembang atau menjadi ada (nyata), yang berarti kecenderungan dalam diri individu yang masih belum tampak. Adapun menurut Stephen Robbins (2007), kompetensi merupakan  kemampuan untuk melakukan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Kompetensi ini sudah dalam bentuk yang tampak atau nyata, dan dapat mencakup pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan kemampuan (ability)

Salah satu contoh asesmen yang sering digunakan yaitu asesmen psikologi. Menurut Cohen & Swerdlik, (2010), Asesmen psikologis adalah proses mengumpulkan dan mengintegrasikan data-data psikologi, bertujuan untuk melakukan evaluasi psikologis yang akan dicapai melalui penggunaan berbagai alat atau sarana seperti tes, wawancara, studi kasus, pengamatan perilaku, dan prosedur pengukuran lain yang dirancang khusus. Hasil asesmen psikologi bisa memberikan informasi objektif tentang kemampuan individu. 

Metode asesmen psikologi ini bervariasi:

  1. Untuk mengukur potensi, terdapat alat ukur psikologi yang berbeda-beda yaitu aptitude test, intelligence test, inventory test, projective test dan lain-lain.

  2. Untuk mengukur kompetensi, ragam metode yang dilaksanakan antara lain wawancara, problem analysis, roleplay, leaderless group discussion, dan sebagainya.

Teknis pelaksanaan asesmen dalam rekrutmen bisa dilakukan baik secara daring maupun luring. Jika dilakukan secara luring, organisasi atau perusahaan yang mengadakan proses rekrutmen sudah menyiapkan alat tes secara fisik untuk dikerjakan oleh para calon karyawan. Di samping itu, jika asesmen dilaksanakan secara daring, perusahaan juga menyiapkan alat tes secara online untuk dikerjakan para calon kandidat. 

PartnerInc memfasilitasi organisasi/perusahaan dalam merekrut talenta-talenta terbaik yang sesuai dengan karakteristik pekerjaan dan tujuan perusahaan. Proses rekrutmen ini melibatkan psikolog, pakar SDM terbaik, bahkan sarana tes asesmen yang bisa dilaksanakan secara daring maupun luring. Hal ini dilakukan karena tiap organisasi maupun perusahaan pastinya membutuhkan informasi yang tepat dan cepat sebagai bahan pengambilan keputusan dalam memilih kandidat karyawannya.

Previous
Previous

Menjaga Kesehatan Mental Karyawan? Penting Banget!

Next
Next

Leadership Training Bersama OSIS SMA Santo Aloysius