Kunci Kreativitas dalam berbisnis: fail fast, Measure

Ditulis oleh Grace Helena Putri, berdasarkan sesi POINT Merbabu Edisi Maret “Kreativitas dalam Berbisnis” (13/3/2021) bersama dengan Ben Wirawan dan Fajar Anugerah.

Kreativitas dan inovasi dalam berbisnis merupakan dua hal dasar yang perlu dimiliki dan dikembangkan dalam diri pelaku bisnis. Keduanya seringkali dipandang saling berkaitan dan tak dapat dipisahkan, sebab lahirnya sebuah inovasi adalah bentuk kreativitas itu sendiri. Kreativitas dapat dipandang sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam melihat masalah serta peluang. Sedangkan inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan solusi hasil dari pemikiran kreatif terhadap masalah dan peluang untuk meningkatkan sesuatu. Hal ini pula yang dialami oleh CEO TORCH.ID, Ben Wirawan dalam menumbuhkembangkan TORCH.ID. 

Kunci dari pengelolaan inovasi dan kreativitas yang terus bertumbuh dalam TORCH.ID adalah konsep-konsep yang digunakan dalam buku The Lean Startup karya Eric Ries. Dalam bukunya Eric Ries mengatakan bahwa tujuan utama startup adalah mencari business model yang benar-benar baru untuk suatu perusahaan yang tidak punya masa lalu. Hal ini yang membedakan startup dengan perusahaan-perusahaan besar dalam mengembangkan bisnis. Startup basically doesn’t have any historical data sehingga para pelaku bisnis startup tidak dapat melihat masa depannya seperti apa. The Lean Startup hadir untuk memberikan para pembacanya cara pandang baru mengenai bisnis melalui kreativitas dan inovasi.

Kreativitas dan inovasi memegang peranan penting dalam berbisnis. Berbagai kesuksesan bisnis diawali dengan kreativitasnya dalam menemukan inovasi pengembangan produk, baik barang maupun jasa. Akan tetapi, apakah Partners tahu bahwa inovasi dan kreativitas merupakan salah satu hal yang paling sulit untuk dikelola? Jika mengelola barang-barang dengan satuan kuantitatif saja sulit, bagaimana halnya mengelola para tim kreatif yang menggunakan perasaannya dalam membuat suatu produk? 

Menanggapi hal ini, Eric Ries meyakini bahwa kesuksesan suatu startup tidak selalu tentang memiliki ide yang hebat, atau bahkan berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat, tetapi tentang mengikuti proses yang benar. Model Lean Startup didasarkan pada tiga hal, yaitu:

  1. Waktu siklus yang cepat

  2. Berfokus pada apa yang diinginkan customer dengan bertanya pada mereka terlebih dahulu

  3. Menggunakan pendekatan ilmiah untuk membuat keputusan

Dengan kata lain, model bisnis Lean Startup adalah pendekatan baru untuk pengembangan dan inovasi produk yang berfokus pada iterasi yang cepat, wawasan pelanggan, visi yang kreatif, dan mungkin ambisi yang cukup besar secara bersamaan.

Validated Learning - A Novel Approach to Data 

Lean Startup juga menawarkan konsep unik yang disebut Ries sebagai “validated learning”, yaitu pendekatan yang akurat, ringkas, dan lebih cepat dalam memahami kebutuhan customer. Kita perlu berfokus pada upaya mana yang menciptakan nilai dan mana yang membuang-buang energi dan waktu. Misalnya, daripada terus mencoba memperbaharui dan meningkatkan produk, kita perlu mencari tahu apakah customer tertarik dengan produk yang kita tawarkan atau tidak. Namun, bagaimana kita bisa tahu apa yang customer hargai dan inginkan dalam produk kita? Kuncinya adalah fail fast and measure. Kita dapat mengirimkan produk secepat mungkin untuk memperoleh data yang sebenarnya. Validated learning adalah proses menarik kesimpulan dari data yang sudah terkumpul berdasarkan perilaku customer yang sebenarnya, bukan pada umpan balik yang mungkin diberikan pelanggan melalui survei atau wawancara tentang apa yang secara hipotesis mereka sukai terhadap produk yang belum memiliki interaksi secara langsung dengannya.

Pada dasarnya, Ries tidak menyarankan pelaku bisnis untuk mempercayai apa yang customer inginkan. Sebaliknya, percayai cara customer berperilaku dengan produk nyata yang kita tawarkan dan gunakan data ini untuk memberi kita informasi pada keputusan yang akan diambil pada masa mendatang. Kemungkinan gagal pasti ada saat kita melakukan percobaan, tetapi hasil yang diperoleh memberikan kita wawasan apakah produk tersebut memang memiliki value untuk para customer

“Kalau gagal, gagalah yang cepat sehingga kita bisa melihat mana yang bagus dan mana yang harus dikembangkan lagi.”

The Lean Startup Depends on Minimum Viable Products (MVP)

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bisnis model Lean Startup menekankan pentingnya interaksi dengan pelanggan terkait produk yang ditawarkan secepat mungkin karena hasil eksperimen inilah yang menentukan arah produk. Eksperimen ini bukanlah sekadar pertanyaan teoretis, tetapi juga menjadi versi pertama produk yang kita tawarkan atau yang juga disebut sebagai minimum viable products (MVP).

MVP merupakan langkah pertama dalam perjalanan validated learning yang melibatkan siklus Build-Measure-Learn. Kita tidak perlu bingung dengan MVP yang dapat dibawa ke pasar, ekspresikan kreativitas dan inovasi yang dimiliki pada produk ini agar secepatnya melewati siklus Build-Measure-Learn. Siklus Build-Measure-Learn adalah dasar fundamental pertumbuhan suatu startup. Pertama, sebuah produk dirancang dan diuji di dunia nyata, kemudian keberhasilan dan kegagalannya akan diukur. Data yang diperoleh kemudian diukur sehingga proses validated learning ini dapat memberi kita informasi terkait tahap selanjutnya dalam pengembangan produk.   

To Sum Up,

“Berhenti berpikir bahwa kita harus membuat produk yang benar-benar baru. Tujuan startup adalah menemukan business model baru. Cara menemukan business model baru adalah menangkap kebutuhan, keinginan, dan masalah pelanggan. Penting bagi kita untuk memikirkan inovasi yang berkontribusi untuk pertumbuhan.”

- Ben Wirawan -

Bincang asik dari POINT Merbabu Edisi Maret “Kreativitas dalam Berbisnis” bersama dengan Ben Wirawan dan Fajar Anugerah mengajak kita untuk berekspresi dengan kreativitas dan inovasi yang kita miliki. Keluarlah dan temukan orang-orang yang dapat membantu kita untuk mewujudkan ide-ide tersebut. Terakhir, jumpai orang-orang yang akan membeli produk kita untuk memperoleh data yang dapat menguji hipotesis tentang produk kita. Simak selengkapnya di Youtube POINT by PartnerInc “#MerbabuTalks Edisi Maret 2021: Kreativitas dalam Berbisnis” atau klik di sini.

Referensi:

POINT Merbabu Edisi Maret “Kreativitas dalam Berbisnis” bersama dengan Ben Wirawan dan Fajar Anugerah.

Ries, E. (2011). The Lean Startup. New York, USA: Crown Publishing Group.

Previous
Previous

It’s All About the Mindset

Next
Next

Kreativitas dengan Batas: Bijak Bersosial Media