Kreativitas dengan Batas: Bijak Bersosial Media

Warganet Indonesia atau yang kerap disapa netizen, baru-baru ini menjadi perbincangan hangat di media sosial. 

Pasalnya, Microsoft melansir laporan tahunan terbaru yang salah satunya mengukur tingkat kesopanan warganet bertajuk “2020 Digital Civility Index (DCI)” .

Belanda menjadi negara dengan warganet paling sopan di dunia, sedangkan di Asia diduduki oleh Singapura.

Dari laporan tersebut, Indonesia menempati urutan ke-29 dari 32 negara yang diteliti Microsoft dan merupakan urutan terbawah di Asia Tenggara. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki warganet dengan tingkat kesopanan yang rendah. 

Survey tersebut melibatkan 16 ribu responden dan diberlakukan skor 0 sampai 100, di mana semakin rendah skor berarti paparan risiko online semakin rendah, sehingga tingkat kesopanan internet negara tersebut disimpulkan semakin tinggi.

Risiko online warganet yang dimaksud adalah paparan kabar hoax, ujaran kebencian, penipuan atau diskriminasi yang dialami di media sosial.

Tracy L. Tuten dan Michael R. Solomon (2016) mengartikan media sosial sebagai: 

“Sarana untuk komunikasi, kolaborasi, serta penanaman secara daring diantara jaringan orang-orang, masyarakat, dan organisasi yang saling terkait dan saling tergantung dan diperkuat oleh kemampuan dan mobilitas teknologi.”

Seperti yang dipaparkan di atas, media sosial berfungsi untuk saling berkolaborasi dan bertukar informasi, bukan saling membenci dan diskriminasi. 

Oleh karena itu, dalam berkreasi mempublikasikan sesuatu ataupun berpendapat di media sosial dibutuhkan kesadaran untuk berhati-hati dan menjadi bijaksana.

Ikuti #thepowerofthreetips berikut untuk menjadi warganet yang lebih bijak dalam bermedia sosial: 

  1. Berhati-hati dengan apa yang Anda posting secara online

    Sebelum mempublikasikan apapun pada media sosial, pastikan bahwa posting-an Anda dapat dipertanggungjawabkan. Tanyakan kembali pada diri Anda “Apakah postingan tersebut dapat membahayakan orang lain?” atau “Apakah postingan tersebut memang layak untuk dibagikan?”. Be a smart netizen!

  2. Mengenali dan menghargai perbedaan 

    Ketika berinteraksi dengan orang lain secara online, hal tersebut juga berarti Anda berinteraksi dengan orang-orang dengan budaya, perilaku, dan perspektif yang berbeda. Sehingga, penting bagi kita untuk memahami dan menghormati pendapat orang lain dengan berbagai perbedaan. 

  3. Menghindari penyebaran berita palsu

    Kemudahan dalam teknologi membuat berbagai macam berita menyebar dengan cepat, salah satunya adalah berita palsu yang dapat merugikan banyak orang. So, make sure the news is verified and from the reliable resources.

PartnerInc, Your Learning Partner.

Baca artikel ini di instagram kami dengan klik di sini!

Referensi: 

Tuten, T. L. & Solomon, M. R. (2016). Social Media Marketing. New Delhi: SAGE,

Kristo, F. Y. (2021). Netizen Indonesia Paling Tidak Sopan se-Asia Tenggara. Retrieved from Detik.com: https://inet.detik.com/cyberlife/d-5435936/netizen-indonesia-paling-tidak-sopan-se-asia-tenggara

Flores, M. M. (2021). 12 Ways to be A Better Netizen. Retrieved from Inspiring Tips: https://asia.inspiringtips.com/ways-to-be-a-better-netizen/

Previous
Previous

Kunci Kreativitas dalam berbisnis: fail fast, Measure

Next
Next

The Biology of Love: Behind The Love and Happiness