Appreciating the Present by Practicing Mindfulness: Ikigai

Artikel ini ditulis oleh Dwijaya Shaviola, Junior Associate Partner di PartnerInc

Pada dasarnya, perjalanan kehidupan itu ada tiga jendela, yaitu jendela masa lalu, masa depan, dan masa kini. Mungkin beberapa dari Partners selalu berfokus pada masa lalu, baik pengalaman manis yang ingin diulang atau pengalaman pahit yang sulit untuk dilupakan. Sebagian dari Partners juga barangkali ada yang berfokus memikirkan masa depan yang belum diketahui tapi menyenangkan untuk memikirkannya, atau berfokus menata masa depan dengan berbagai tujuan hidup yang perlu dicapai. Tapi, adakah dari Partners yang berfokus pada masa kini? Aware of the present and enjoying it? Atau mungkin Partners hanya berpikir bahwa masa kini hanyalah jembatan yang menghubungkan masa lalu dan masa depan? 

Tahukah, Partners? Berfokus pada masa kini itu penting. Banyak dari kita yang kerap kali menyesali hari yang berjalan terlalu cepat. Apabila kita lebih berfokus pada masa kini, Partners dapat lebih mengapresiasi dan menikmati hari. Partners dapat lebih menikmati hidup dengan menjalani hari secara sadar (conscious). Simpelnya, Partners dapat lebih bahagia. 

Lalu, bagaimana cara untuk dapat berfokus pada masa kini? Partners dapat belajar mempraktikan mindfulness.

Mindfulness

Berdasarkan American Psychological Association, mindfulness merupakan keadaan ketika kita sadar dalam menjalani setiap momen tanpa penilaian. Kita sadar akan pikiran, emosi, atau pengalaman yang sedang dialami. Mindfulness menjadi sebuah kemampuan untuk fully present, menikmati setiap hal yang sedang dilakukan tanpa merasa kewalahan dengan lingkungan sekitar, tanpa merasa khawatir akan bayang-bayang masa lalu atau masa depan. Lalu, bagaimana cara mengembangkan kemampuan mindfulness? 

Ikigai: Praktik Mindfulness Jepang

Mungkin Partners belum familiar dengan mindfulness, tapi Partners sering mendengar ikigai. Pada dasarnya, ikigai merupakan praktik mindfulness dari Jepang. Memahami ikigai dapat membantu Partners dapat melatih mindfulness serta mengapresiasi dan menikmati masa kini. 

Secara kata, ikigai didefinisikan sebagai value of life atau nilai kehidupan. Tapi, yang perlu Partners ketahui adalah bahwa memahami ikigai sebagai nilai kehidupan bukanlah esensi ikigai. Penting untuk memaknai ikigai dari kacamata orang Jepang. Berdasarkan Yukari Mitsuhashi, penulis buku Ikigai: Giving every day meaning and joy, ikigai lebih diartikan sebagai menjadikan hidup keseharian lebih bernilai dan bermakna sehingga mampu memenuhi kehidupan secara menyeluruh. 

Ikigai dapat lebih mudah dipahami ketika Partners memahami ikigai berdasarkan budaya Jepang. 

  1. Attention to the present moment -> Bahasa Jepang memiliki kata yang berbeda dalam mengekspresikan waktu. Seperti contoh, gessho diartikan sebagai awal bulan, chūjyun sebagai pertengahan bulan, dan getsumatsu sebagai akhir bulan. Dari bahasa Jepang yang mengekspresikan waktu dengan kata-kata yang berbeda, hal ini menunjukan budaya Jepang yang percaya bahwa setiap waktu memiliki signifikansinya sendiri. Hal ini menjadikan orang Jepang percaya bahwa waktu memiliki makna berbeda-beda sehingga hari-hari menjadi spesial. 

  2. Transience atau sementara -> Orang Jepang memaknai bahwa hari-hari itu sementara. Ketika sesuatu dimaknai sementara, sesuatu menjadi dimaknai indah karena hanya dapat dinikmati dalam waktu singkat. Hal ini tergambar dari budaya orang Jepang yang menikmati suasana piknik di bawah pohon Sakura pada musim semi karena menyadari bahwa pohon Sakura tidak akan bermekaran pada musim lainnya. 

  3. Haiku -> Budaya haiku menggambarkan budaya orang Jepang, seperti haiku yang merupakan puisi pendek Jepang yang terdiri dari 17 suku kata menggambarkan budaya orang Jepang yang selalu mampu berfokus pada detil. Atau haiku yang selalu bertema alam menunjukan bahwa orang Jepang kerap kali menikmati alam sekitar dengan detil-detil seperti suara jangkrik atau warna daun yang berbeda tiap musim. Secara keseluruhan, haiku mewakili orang Jepang yang selalu menjadikan momen kini menjadi momen yang berharga dan patut dinikmati dengan berfokus pada detil-detil kecil di sekitar. 

Dari sini, ikigai dimaknai sebagai kemampuan mindfulness yang dapat menjadikan kita lebih mengapresiasi masa kini yang bersifat sementara dengan meyakini bahwa setiap hari merupakan hari yang spesial serta seluruh elemen dalam satu hari itu berharga dan patut dinikmati. 

To Find Your Ikigai

Setelah memahami ikigai, Partners pun bertanya-tanya bagaimana cara menikmati dan mengapresiasi keseharian seperti orang Jepang. Perlu diketahui bahwa ikigai setiap orang itu berbeda. Setiap orang memiliki alasan masing-masing yang menjadikannya mampu bangun di pagi hari karena tidak sabar untuk menjalani hari. Tapi Partners menjadi bingung, apa yang dapat menjadi ikigai kita? 

Untuk menemukan ikigai, Partners perlu tahu elemen dari ikigai. Berdasarkan Mitsuhashi, ikigai memiliki tujuh elemen. Tujuh elemen tersebut dijabarkan dengan format A>B, dengan A yang lebih mendekati ikigai. 

  1. Everyday life > Lifetime 

    Ikigai dapat ditemukan dan dilakukan pada keseharian kita, bukan sesuatu yang dianggap sebagai tujuan besar dalam hidup.

  2. External world > Internal world

    Ikigai menjadi sesuatu yang menghubungkan kita pada dunia luar, bukan sesuatu yang hanya didapatkan dari dalam diri.

  3. Giving > receiving

    Ikigai sebagai sesuatu yang menjadikan kita lebih merasa terpenuhi karena berkontribusi

  4. Fluid > fixed

    Ikigai sebagai sesuatu yang dinamis, yang mana kita dapat melihat perkembangan atau progresnya. Sebagai contoh, orang tua menjadikan anak sebagai ikigai-nya dengan menyaksikan pertumbuhan dan perkembangan anak setiap harinya.

  5. Emotional > logical

    Ikigai sebagai sesuatu yang membuat kita bahagia berdasarkan perasaan, bukan sesuat yang berdasarkan pada logika. Seperti contoh, berpikir bahwa pekerjaan tertentu seharusnya membuat kita bahagia karena gajinya yang besar, namun dari dalam hati kita pekerjaan tersebut tidak membuat bahagia.

  6. Specific > abstract

    Ikigai yang dapat dilakukan pada hal-hal spesifik yang kita temui setiap harinya

  7. Active > passive 

    Ikigai harus ada aksinya. Seperti contoh, ketika membaca buku menjadi ikigai dengan aksi berupa mencari buku yang ingin dibaca dan berkomitmen menyelesaikannya.

Benefits of Having Ikigai 

Partners telah mengetahui bahwa ikigai setiap orang memang berbeda sehingga dampak positif yang diberikannya pun akan berbeda untuk setiap orang. Namun, secara garis besar, beberapa orang yang telah menemukan ikigainya mendapatkan dampak positif yang cenderung sama. Ketika Partners telah menemukan Ikigai, Partners dapat menjalankan keseharian dengan penuh makna. Partners akan merasakan bahwa setiap hal kecil yang dilakukan dalam satu hari berkontribusi pada pemenuhan ikigai tersebut. Tidak hanya itu, beberapa orang yang telah menemukan ikigainya mengatakan bahwa mempunyai ikigai menjadikan mereka mampu merasakan hal-hal berikut:

  1. Merasa bahagia dan puas

  2. Menjadikan pikiran lebih stabil

  3. Mempunyai kendali yang lebih baik dalam menjalani hari-hari

  4. Mampu berkembang menjadi lebih baik

  5. Mempunyai tujuan untuk hidup

  6. Menjalani hari dengan lebih termotivasi

  7. Lebih proaktif

Mungkin memahami dan mempunyai ikigai membuat Partners merasakan bahwa ikigai itu lebih pada membentuk tujuan untuk hidup yang lebih besar dan lebih mengarah pada menjangkau masa depan. Namun, perlu Partners ketahui bahwa memahami dan mempunyai ikigai sendiri menjadikan Partners mampu mempraktikan mindfulness dan mengapresiasi keseharian. Semoga Partners dapat menemukan ikigai tersebut dan lebih mampu berfokus menjalani keseharian Partners ya!

With PartnerInc, Keep Learning.

Referensi: 

Mindful.org, (2020). What is Mindfulness? Diakses dari https://www.mindful.org/what-is-mindfulness/ 

Mitsuhashi, Yukari. (2018). Ikigai: Giving every day meaning and joy. Hachette UK.

Moore, Catherine. (2021).What Is Mindfulness? Definition + Benefits (Incl. Psychology). Diakses dari https://positivepsychology.com/what-is-mindfulness/

Previous
Previous

Serba-serbi tentang growth Mindset

Next
Next

Optimisme dalam Menghadapi Masa Depan